Buat Apa Ke Dukun, Sudah Mahal Tidak Syar'i Lagi. Mending Ruqyah

 Oleh: Faiq El Azhary, Lc, Dipl
  Banyak orang yang terkena kasus santet atau gangguan jin biasa larinya ke dukun. Bahkan dari kalangan santripun ada yang ke dukun juga. Mungkin sudah tahu hukumnya namun tak juga menemukan solusi yang syar'i ahirnya terpaksa lari ke dukun.
    Secara syar'i dalam sebuah hadits shohih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, Nabi bersabda: "Barang siapa mendatangi dukun kemudian membenarkan perkataannya maka telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad".
    Begitu kerasnya sangsi bagi orang yang datang ke dukun sampai ada stempel kafir jika mempercayai perkataannya.
    Secara ekonomi datang ke dukun membutuhkan biaya yang besar. Ada saja permintaan si dukun. Ada yang membawa ayam cemani yang semua bagian tubuhnya hitam dan tentunya sulit mencarinya dan kalau dapat, si pemilik ayam mematok harga yang tinggi. Dsiuruh selamatan dengan menu macam-macam. Ada pasien saya yang pergi ke dukun untuk pengobatan santetnya dan habis biaya 6 juta. Belum lagi perutnya luka  dijahit dengan 26 jahitan karena si dukun menggunakan kuku untuk mengambil pecahan kaca di perut pasien tersebut. Sungguh tidak menarik sebenarnya berobat ke dukun. Padahal pasien tersebut ketika saya ruqyah sekali alhamdulillah sembuh dan saya tidak memasang tarif. Bagi yang ingin memberi sebagai rasa terima kasih saya tak bisa menolak. Bagi yang tidak ada sesuatu yang diberikan saya tidak menuntutnya. Bahkan ada pasien yang saya duga tidak mampu memberi uang kepada saya dan saya tolak tapi tetap memaksa agar saya menerimanya.
Jadi pilih mana? Pilih menjadi dukun apa menjadi peruqyah? Eh salah lagi: Pilih ke dukun apa ke peruqyah? Hehehe


0 comments: