Jimat Dan Rajah

Oleh: Faiq El Azhary, Lc, Dipl
   Tak sedikit orang yang menggantungkan kesuksesannya dengan jimat dan rajah. Ada yang untuk kekebalan. Ada yang untuk penglarisan. Ada yang untuk mendekatkan jodoh. Ada yang untuk tolak santet dan sebagainya.
    Benarkah jimat dan rajah bisa berfaedah seperti itu dan mengapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana hukumnya secara syar'i ?
    Memang benar dalam faktanya jimat dan rajah memberi faedah instan seperti itu. Oleh karena itu banyak sekali masyarakat yang belum mengerti hukumnya mengambilnya. Jimat dan rajah bisa memberi manfaat seperti itu karena dalam jimat dan rajah ada jinnya dan jinnya tersebut yang bertugas menjalankan misi pemilik jimat dan rajah. Jin memang punya kekuatan dan ini disebut dalam QS An Naml: 39 yang mana jin ifrit mampu mendatang singgasana Bilqis di Saba' Yaman ke kerajaan Nabi Sulaiman Saw di Palestina. Jarak Yaman-Palestina ratusan mil bahkan mendekati seribu mil. Ini bukti jin punya kekuatan luar biasa. Jika jimat dan rajah untuk kekebalan maka jinnya bertugas menghadang segala benda tajam dan peluru untuk menembus kulit pembawa jimat dan rajah tersebut. Kalau jimat dan rajah untuk penglarisan maka tugas jinnya adalah masuk ke dalam otak setiap orang yang lewat yang keimanannya lemah dan mensugesti agar tertarik untuk membelinya. Jika jimat dan rajah untuk mendekatkan jodoh maka tugas jin adalah masuk ke otak orang yang disukai dan mensugestinya agar jatuh cinta kepada pemegang jimat dan rajah. Kalau jimat dan rajah untuk tolak santet maka tugas jinnya adalah melawan jin suruhan dukun santet yang bertugas memasukkan benda santet ke tubuh korban. Ini efektif dengan catatan jin di jimat atau rajah lebih kuat dari jin dukun.
    Mungkin ada yang berkata kalau rajah itu adalah sekedar doa dan itu syar'i. Saya katakan bahwa rajah tidaklah syar'i. Mengapa demikian? Karena rajah adalah salah satu bentuk tipuan setan. Setan menipu lewat rajah melalui tampilan rajah yang ada huruf Arab dan menampilkan ayat atau sholawat. Berdasar penelitian yang saya lakukan melalui dialog dengan jin yang ada di rajah lewat tubuh pasien yang diruqyah maupun dengan anak indigo yang melihat keberadaan jin di rajah maka diperoleh kesimpulan bahwa huruf-huruf Arab yang terputus-putus adalah bahasa pemanggil jin. Ada sumber lain yang menyebut bahwa huruf-huruf tersebut diperoleh dari huruf awal dari mantra-mantra yang ada di kitab sihir yahudi Kabbala. Fungsi dari huruf-huruf terputus tadi adalah untuk memanggil jin. Memang bahasa Ibrani dan bahasa Arab mempunyai kedekatan baik dari segi sejarah, kosa kata maupun bentuk hurufnya yang mirip. Dari segi sejarah bahasa Ibrani dan Arab berkumpul di Nabi Ibrahim As. Bahasa Arab adalah bahasa anak pertama Nabi Ibrahim yaitu Nabi Ismail As dan bahasa Ibrani diwariskan oleh anak kedua Nabi Ibrahim As yaitu Nabi Ishaq As. Memang sangat dekat hubungan keduanya.
    Kembali ke topik awal. Memang sekilas nampak menguntungkan memiliki jimat dan rajah namun sejatinya merugi. Minimal ada 2 kerugian memiliki jimat dan rajah. Kerugian pertama adalah kerugian dari sisi agama. Dalam sebuah hadits sohih riwayat Imam Ahmad Nabi Saw bersabda:"Barang siapa menggantungkan jimat maka dia telah syirik." Dari sisi agama sangatlah rugi karena syirik adalah dosa terbesar dalam agama dan syirik adalah kedzoliman yang terbesar sesuai firman Allah dalam QS. Luqman 13. Kalau seseorang sudah mengetahui hukumnya dan tetap menerjangnya maka dia akan menjadi orang sangat merugi kelak di hari yang tak berlaku uang, jabatan dan nepotisme. Kerugian kedua adalah kerugian di dunia. Orang yang membawa jimat atau rajah berarti dia rela jinnya masuk ke tubuhnya. Jika jin sudah masuk maka jin bisa menciptakan segala ke-erroran dalam tubuh. Akan timbul berbagai penyakit yang tak sembuh dengan pengobatan medis. Bisa menyebabkan kemandulan bahkan keguguran karena jin menghambat asupan gizi dalam darah di plasenta. Bisa menciptakan kejepit syaraf yang resiko pengopbatannya tinggi kalau tidak sembuh ya lumpuh. Bisa menyebabkan impotensi. Bisa menyebabkan penyakit mag akut. Bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak. Bisa menciptakan gangguan di paru dsb. Belum lagi nanti ketika sakarotul maut jinnya akan menggangu sehingga sulit mati dan itu sakitnya bukan main. Atau jinnya akan mengajak kepada kemusyrikan di hembusan nafas terahir. Mungkin akan ada yang berkata bahwa jinnya telah masuk Islam. Saya tanya:"Anda bisa memastikan si jin sudah masuk Islam dari apanya? Dari penampilannya yang memakai surbankah? Anda sungguh naif. Keimanan itu letaknya di hati dan itu tak bisa dinilai dari penampilan. Jangankan jin yang makhluk halus dan bisa meniru bentuk apa saja kecuali bentuk Nabi Saw, manusia saja bisa berpenampilan apa saja untuk meluluskan niat jahatnya. Tak jarang seorang copet berpenampilan necis memakai dasi. Seorang misionaris memakai kerudung jika wanita dan memakai baju koko dan kopyah putih jika pria. Apa saja bisa dilakukan untuk meng-golkan niatnya. Maka hati-hatilah dan jangan lugu dalam menilai.
    Kurang lebih sekian dulu pembahasan kali ini semoga bermanfaat.

1 comment: