Dialog Dari Ruang Ruqyah (1) : Antara Jin dan Opung

Oleh: Ust. Musdar Bustamam Tambusai, Lc. #### Seorang pasien perempuan datang dengan tingkah aneh.... Pertama kali bertemu, saya pura-pura nggak tau kalau dia sedang memperhatikan saya.... Katanya "Sombong kali ustadz ya...." Saya jawab "Oo maaf bu, saya tadi baca koran"... Singkat cerita, si ibu diruqyah di ruang terapi didampingi oleh suami dan anaknya... Baru dimulai ta'awwudz, dia sudah menampakkan reaksi gangguan jin... Separoh waktu berjalan, saya mulai lihat gejala-gejala bahwa pasien bukan sedang diganggu jin.... Saya bawa dialog sembari mendiagnosa aspek psikologisnya.... Saya mulai kuat memutuskan bahwa si ibu bukan terserang gangguan jin, tapi depresi berat... Sebelum datang ruqyah ke saya, sdh ada seorang dukun yg memvonis bahwa dia terserang sihir dari keluarga dekat... Tidak sampai disitu, seorang ustadz yg meruqyahnya sebelum ini yakin betul bahwa dirinya menjadi korban jin dan sihir.... Saya tanya "Ada masalah keluarga ?"........... Si Pasien mulai menceritakan kondisi yg dialaminya mulai dari persoalan suami, anak dan semua keluarganya yg dianggap menyakiti perasaannya. Dia bercerita dengan tetap menjaga keadaan dirinya yg sedang bersandiwara. Jgn sampai ketauan aktingnya...... Sesudah ia merasa plong, saya anjurkan untuk datang besoknya... Keesokan harinya.... Dia datang dengan gaya yg sama, seakan jin benar2 merasuki dirinya... MAsuk ruangan ruqyah, gerak tubuhnya memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar kena gangguan jin... Saya pun meruqyahnya, ayat demi ayat pun dibacakan satu persatu... Sipasien bergerak aneh dan menunjukkan dirinya dirasuki jin... Dari omongannya, saya mulai 99% meyakini bahwa dirinya bukan gangguan jin / sihir tp punya masalah pikiran yg berat... Tapi saya ikuti saja kemauannya yg bersandiwara sbg korban sihir... Saya : "Keluar dari tubuhnya !!! Ini bukan tempat kalian, bertaubat kepada Allah seblm laknatnya datang..." Pasien : "Saya tidak mengganggunya, ustadz !" Saya : "Kalau tidak mengganggunya, mengapa ia sampai sakit. Kepalanya mau pecah, wajahnya tidak normal dsb..." Pasien : "Iya ustadz, saya ini bukan mengganggunya tapi melindunginya, menjaganya dan mengawalnya" Saya : "Siapa kamu ? Kok bisa menjaganya. Jin mana bisa mengganggu ibu ini. Dia rajin shalat, baca al-Qur'an, puasa dll. Betulkan, bu Asih (nama samaran)?". Pasien : "Iya, ustadz" (Jawaban si pasien dgn intonasi suaranya memposisikan dirinya yg sesungguhnya, bukan jin palsu tadi).... Saya : "Jadi, kalau bukan jin, ini siapa bu?" (Saya mengarahkan pertanyaan ke sosok asli pasien, tidak lagi memposisikannya sbg jin yg mengganggu)... Misi saya mulai berhasil mengecoh sang ibu.... Saya : "Kalau bukan jin, ini siapa ?"... Pasien : "Dia opung (kakek) saya, ustadz. Orangnya sholeh, taat semasa hidupnya. Dia sekarang di surga".... Si pasien masih tetap bersandiwara dgn gerakan anehnya spt menghentak-hentakkan kaki, lidah menjulur, mata kedip-kedip dsb.. Tapi, tanpa disadarinya ia sudah memposisikan diri aslinya dengan menggunakan kata "dia" untuk menunjukkan "opung" yg sedang bergerak aneh. Satu sisi dirinya menceritakan orang lain melalui lisannya, tp pada sisi lain tubuhnya dikuasai orang lain itu.. Dualisme peran !!! Saya : "Jadi, ini opung ibu? Kok dia bisa masuk ke tubuh ibu? Ruh ibu yg sebenarnya dimana ? Mana mungkin ada dua ruh dalam satu tubuh. Trus, kok bisa ahli surga datang kembali kedunia yg kotor ini? Orang yg sudah meninggal, ruhnya berada di "genggaman" Allah dan dia akan dibangkitkan ketika hari kiamat. Sekarang ruh opung itu seperti orang tidur di alam barzakh yg tenang sampai ia dibangkitkan nanti". Pasien : "Oo gitu ya ustadz". Si ibu mulai berhenti bergerak dan tidak lagi menghentak. Mulut dan lidahnya udah tertutup tanpa ada aksi sandiwara lagi... Saya : "Sekarang ibu mau pilih yg mana, diganggu jin atau kondisi ibu ini hanya bentuk depresi berat krn adanya masalah atau beban yg sangat berat ibu pikirkan? Sementara ruh opung tadi masih di alam barzakh dgn ketenangannya".... Pasien : "Iya ustadz, saya depresi, stress berat ya..." (Diam menunduk)... Dia mulai menanggalkan peran jin dan peran opung yg merasuki tubuhnya. Kini beliau sudah seperti biasa. Malamnya tidur nyenyak dan berupaya untuk menetralisir pikirannya.... Akhirnya, si ibu diperiksa oleh terapis tulang belakang dan syaraf terjepit. Dan benar, ada bagian tulangnya yg megalami pergeseran sehingga mengakibatkan syaraf terjepit.... Wallahu a'lam..... ========================= Suatu saat nanti, saya akan menulis masalah "Syaraf Terjepit Dalam Dunia Ruqyah". Insya Allah !!!

0 comments: